TUTORIAL ROUTING DINAMIS RIP OSPF


TUTORIAL ROUTING DINAMIS RIP-OSPF

KONFIGURASI ROUTING DINAMIS MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI JARINGAN (PACKET TRACERT)


Pendahuluan

          Packet Tracer adalah sebuah tool yang di sediakan oleh Cisco System Inc. untuk digunakan dalam Cisco Network Academy Program (CNAP). Packet Tracer menyediakan simulasi dan visualisasi dari model sederhana perangkat jaringan, protokol dan bandwidth. Paket Tracer juga dapat mensimulasikan berbagai macam protocol yg digunakan pada jaringan baik secara realtime maupun dengan mode simulasi sehingga memungkinkan usernya melakukan simulasi seolah-olah topologi tersebut sudah diimplementasikan secara real dengan cisco device yang nyata. User juga dapat melihat apakah konfigurasi yang dilakukan pada switch, router, wireless ataupun PC benar atau tidak. Dalam melakukan konfigurasi, Cisco Packet Tracer menyediakan tampilan berupa GUI dan command line, karena pada device yang asli konfigurasi secara GUI tidak ada, maka lebih baik jika kita belajar menggunakan command line sebagai alat untuk melakukan konfigurasi.
          Router bertugas menyampaikan paket data dari satu jaringan ke jaringan yang lain atau dengan kata lain sebagai perantara dalam menyampaikan data antar network( jaringan ), dimana dalam penyampaiannya tersebut router juga mengatur mekanisme pengiriman dan pemilihan jalur/jalan terbaik (routing) untuk mencapai tujuan berdasarkan tabel routing yang dimilikinya.  Secara default router berfungsi membagi atau memecah sebuah broadcast domain.  Broadcast domain adalah kumpulan dari peralatan di sebuah segmen network yang menerima semua paket broadcast yang dikirim oleh peralatan-peralatan di dalam segmen tersebut.

ROUTING,  TABEL ROUTING DAN PROTOKOL ROUTING  




Routing

Routing merupakan sebuah proses untuk meneruskan paket-paket jaringan dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah antar-jaringan (internetwork). Routing juga dapat merujuk kepada sebuah metode penggabungan beberapa jaringan sehingga paket-paket data dapat dilewatkan dari satu jaringan ke jaringan selanjutnya. Untuk melakukan hal ini, digunakanlah sebuah perangkat jaringan yang disebut sebagai router. Router akan menerima paket-paket yang ditujukan ke jaringan luar dari jaringan yang pertama, dan akan meneruskan paket yang diterima kepada router lainnya hingga sampai kepada tujuannya. Identitas dan informasi masing-masing router lain akan disimpan dalam sebuah tabel routing. Router juga dapat menggunakan routing protocol untuk membuat dan memelihara routing table secara dinamis sehingga perubahan jaringan dapat terakomodasi.
Berdasarkan Dua macam routing :

1.  Routing Statis 


          Informasi tabel routing diisi secara manual oleh administrator jaringan.

2.  Routing Dinamis


      Tabel routing didapat secara otomatis melalui protocol routing yang digunakan.

Keuntungan Routing Dinamis


1.  Tidak perlu mengetahui alamat jaringan tujuan

2.  Perlu menuliskan alamat jaringan terdekat/terkoneksi langsung

3.  Perubahan topologi secara otomatis routing table berubah (update) 4. Digunakan untuk organisasi besar (jaringan besar)



Tabel Routing


          Table Routing atau routing information base (RIB) adalah tabel data yang tersimpan pada router (dedicated router atau PC router) dimana tabel data tersebut berisikan alamat jaringan tujuan, metrics (jarak) dan next hop/gateway (alamat interface dimana paket akan dilewatkan ke tujuan akhir).



Routing Protocol


          Routing protocol menentukan bagaimana router berkomunikasi satu sama lain, menyebarkan informasi yang memungkinkan mereka untuk memilih rute antara dua node pada jaringan komputer. Setiap router memiliki pengetahuan hanya pada jaringan yang melekat padanya secara langsung (default), dengan menggunakan routing protokol, router dapat berbagi informasi pertama ini di antara tetangga dekat, dan kemudian di seluruh jaringan. Dengan cara ini, router mendapatkan pengetahuan tentang topologi jaringan.

Protokol routing memiliki banyak jenis, akan tetapi hanya tiga kelas utama yang digunakan secara luas pada jaringan IP: 

1.    Interior gateway protocols, merupakan protokol routing yang digunakan dalam suatu Autonomous Systems. IGP mempunyai 2 macam tipe, yakni

a.  Interior gateway protocols tipe 1, distance-vector routing protocols, seperti RIP (Routing Information Protocol), RIPv2, Enhanced Interior

Gateway Routing (EIGRP)

b.  Interior gateway protokol tipe 2, link-state routing protocols dimana:Link-state protokol : OSPF

Contoh penerapan routing IGP adalah pada sebuah jaringan internal kampus atau internal perusahaan.

2.    Eksterior gateway Protocols, protokol routing yang digunakan di Internet untuk bertukar informasi routing antara Autonomous Systems, seperti Border Gateway Protocol (BGP). 

Contoh penerapan routing EGP adalah pada jaringan antar kampus atau antar ISP (Internet Service Provider).



Metrics


          Pada saat router mendapati kondisi dimana terdapat lebih dari satu jalur (path) untuk menuju suatu network, maka router akan memilih jalur yang terbaik atau best path. Kategori penentuan best path ini ditentukan dengan menggunakan

metrics atau sering disebut routing metrics. Metrics pada dinamics routing

menentukan arah routing dan jalur yang akan dilewati paket pada suatu jaringan. Metrics dapat dihitung berdasarkan karakteristik tunggal pada suatu jalur/jalan sedangkan untuk metrik yang lebih kompleks dapat dihitung dengan menggabungkan beberapa karakteristik jalur/jalan. Metrik yang protokol routing yang paling umum digunakan adalah sebagai berikut:

Hop count:  


Jumlah berapa kali paket melewati output port pada satu router, semakin banyak yang dilewati maka nilai hop count-nya semakin besar.

Bandwidth:  


Kapasitas data pada suatu link, misalnya : untuk link Ethernet 10-Mbps normalnya adalah 64-kbps leased line. 

Delay:  


Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk memindah paket dari alamat sumber ke alamat tujuan.

Load:  


Banyaknya aktivitas pada network resource, seperti sebuah router atau link

Reliability:


Biasanya mengacu pada bit error rate pada masing-masing network link

Cost:


Nilai  dari sebuah konfigurasi bandwidth default/standar pada interface routers






BAB I ROUTING DINAMIS RIP (Routing Information Protocol)



RIP (Routing Information Protocol) 


          Routing Information Protocol (RIP) adalah protokol berbasis jarak vektor (distance-vector routing protocols) yang digunakan oleh router untuk saling bertukar informasi routing . RIP menggunakan hop count (perhitungan jumlah hop) untuk menentukan jalur terbaik antara dua lokasi. Hop adalah jumlah router paket yang harus dilalui sampai mencapai jaringan tujuan. RIP menerapkan jumlah maksimum sebesar 15 hop untuk sebuah paket dapat melintas dalam jaringan.

          Hal ini berarti RIP memiliki jumlah maksimum hop yang diijinkan sebesar 15 secara default dimana hop yang ke-16 dianggap unreachable sehingga RIP hanya bekerja dengan baik pada jaringan kecil dan tidak efisien pada jaringan besar dengan link WAN yang lambat atau pada jaringan dengan sejumlah besar router. Dalam jaringan RIP, setiap router menyiarkan (broadcast) tabel RIP kepada seluruh router tetangganya setiap 30 detik. Pada saat informasi dari tabel RIP tetangga diterima, router kemudian menggunakan informasi tersebut untuk memperbarui tabel routingnya dan kemudian mengirimkan tabel yang sudah diperbarui ke tetangganya.

Perbedaan antara RIPv1 or RIPv2


RIPv1


     RIPv1 merupakan classful protocol (berdasarkan subnet default/kelas jaringan dan tanpa menyertakan subnet mask atau prefix) sehingga tidak mendukung VLSM (variable-length subnet masking), broadcasts updates setiap 30 seconds, periode hold-down setiap 180 seconds. Perhitungan Hop-nya (Hop count) adalah metric (Maksimal 15).

     RIPv1 mendukung dari 6 jalur yang sama pada satu tujuan (secara default hanya mendukung 4 jalur) dimana ke-enamnya akan ditempatkan pada tabel routing dan router dapat secara seimbang melaluinya. 

RIPv2


      RIPv2 bersifat multicasts sedangkan version 1 broadcasts.

      RIPv2 mendukung triggered updates  dimana ketika perubahan topologi muncul, RIPv2 router akan segera menyebarkan informasi.

      RIPv2 juga bersifat classless protocol, sehingga RIPv2 mendukung VLSM atau jaringan yang sudah terbagi (subnet berubah/tidak default)

      RIPv2 mendukung autentikasi (authentication), dengan menggunakan hashed password kita dapat membatasi router mana yang akan berpartisipasi dalam RIPv2. 

CONTOH PRAKTEK ROUTING DINAMIS RIP PADA PACKET TRACERT




Gambar 1

Langkah Kerja


Konfigurasi 


1.        Buatlah sebuah jaringan komputer seperti gambar 1.

2.        Setting IP Addres pada masing-masing perangkat berdasarkan alamat dibawah ini, sedangkan untuk router R1(Se2/0) dan R4 (Se3/0) aturlah clock


rate-nya (Lihat gambar 2 dan 3):
a.  PC1        : 192.168.0.1/24
b.  R1 (Fa0/0) : 192.168.0.254/24
c.   R1 (Fa1/0) : 192.168.1.1/24
d.  R1 (Se2/0) : 192.168.4.1/24
e.  R2 (Fa1/0) : 192.168.1.254/24
f.   R2 (Fa0/0) : 192.168.2.254/24
g.  R3 (Fa0/0) : 192.168.2.1/24
h.  R3 (Fa1/0) : 192.168.3.254/24
i.    R4 (Se2/0) : 192.168.4.254/24
j.   R4 (Se3/0) : 192.168.5.254/24
k.  R5 (Fa1/0) : 192.168.3.1/24
l.    R5 (Se3/0) : 192.168.5.1/24
m. R5 (Fa0/0) : 192.168.6.254/24
n.  PC2        : 192.168.6.1/24




Gambar 2


Gambar 3


3.        Konfigurasi routing RIP dengan menggunakan CLI pada R1
Router> ena (enabled -> mengaktifkan mode privilige)
Router# conf t (configure terminal -> masuk menu konfigurasi) 
Router(config)# router rip
Router(config-router)#network 192.168.0.0
Router(config-router)#network 192.168.1.0
Router(config-router)#network 192.168.4.0 
 Gambar 4
4.        Lakukan juga untuk router yang lain dimana untuk alamat network-nya adalah alamat network terdekat/terhubung
5.        Lakukan tes koneksi dengan perintah ping dari :
a.  PC 1 ke R1        d. PC 1 ke R4
b.  PC 1 ke R2        e. PC 1 ke R5
c.   PC 1 ke R3        f. PC 1 ke PC 2

6.        Check tabel routing pada setiap router dengan menggunakan perintah dibawah dan amati hasilnya (Lihat gambar 5)
Router# show ip route rip (perintah untuk melihat tabel rip routing) 

 Gambar 5


BAB II ROUTING DINAMIS OSPF (Routing Information Protocol)

OSPF (Open Shortest Path First)

          OSPF adalah routing protocol yang secara umum dapat digunakan tidak hanya oleh cisco saja, tetapi router lain (mikrotik, juniper, huawei, dll) juga mengadopsi routing protocol OSPF. 
Routing protocol OSPF mempunyai karakteristik sebagai berikut : 
1.  Link-state menggunakan hello packet untuk mengetahui keadaan router tetangganya (bukan keseluruhan/hanya dalam 1 area). Router menggunakan hello information dan LSAs (Link-state advertisement) yang diterima dari router lain untuk membuat database (topological database) networknya. 
2.  Update informasinya secara Triggered update (hanya informasi yang berubah/bertambah/berkurang saja yang akan dikirim ke router lain) sehingga penggunaan bandwidth lebih efektif, efisien dan dengan demikian convergence antar router menjadi sangat cepat. 
3.  Menggunakan algoritma SPF (Shortest Path First) utk mengkalkulasi jarak terpendek utk ke setiap network (Cost yang berdasarkan speed dari link/bandwidth, Speed dari link/bandwidth, dan Cost yang paling kecil dari link OSPF)
4.  Support CIDR dan VLSM
5.  Salah satu tipe network-nya adalah Broadcast Multi-access (seperti ethernet) sehingga pada OSPF tidak mudah terjadi Routing loops.
6.  OSPF berdasarkan Open Standard, maksudnya adalah OSPF ini dapat dikembangkan dan diperbaiki oleh vendor2 lainnya Keuntungan menggunakan OSPF
      Speed of convergence 
      Support for Variable Length Subnet Mask (VLSM) 
      Network size 
      Path selection 
      Grouping of members 

Pada konfigurasi OSPF terdapat process-id, wildcard-mask dan Area. Pengertiannya adalah sebagai berikut :
1.    Process-id adalah identitas proses OSPF, kita bisa menggunakan antara nomor 1 dan 65,535 prosess-id.
2.    Area adalah pembeda lokasi network, dimana network tersebut bisa berada didalam area dalam/atau luar, backbone atau bukan, Internal Route atau External Route. Dalam OSPF setidaknya kita harus punya area 0 yang sering disebut sebagai backbone, area-area lain yang ingin dibuat harus terkoneksi ke area 0. Router yang berada didalam ruang lingkup backbone, area-idnya harus 0. Area-id yang dapat digunakan dari angka 0 to 65,535.
3.    Wildcard-mask adalah kebalikkan dari subnet-mask. Contoh :
a.  Subnet-mask 255.255.255.0, wildcard-mask = 0.0.0.255 
b.  Subnet-mask 255.255.0.0, wildcard-mask = 0.0.255.255
c.   Subnet-mask 255.0.0.0, wildcard-mask = 0.255.255.255


CONTOH PRAKTEK ROUTING DINAMIS OSPF PADA PACKET TRACERT  

Topologi


Gambar 6

Langkah Kerja

Konfigurasi 

1.        Buatlah sebuah jaringan komputer seperti gambar 6.
2.        Setting IP Addres pada masing-masing perangkat berdasarkan alamat network yang ada seperti langkah 2 pada konfigurasi RIP.
3.        Konfigurasi routing OSPF dengan menggunakan CLI pada R1 (gambar 11)
         Router> ena (enabled -> mengaktifkan mode privilige)
         Router# conf t (configure terminal -> masuk menu konfigurasi) 
         Router(config)# router ospf 1
         Router(config-router)#network 192.168.0.0 0.0.0.255 area 1
         Router(config-router)#network 192.168.1.0 0.0.0.255 area 0
         Router(config-router)#network 192.168.4.0 0.0.0.255 area 0 

Gambar 7
4.        Lakukan juga untuk router yang lain dimana untuk alamat network-nya adalah alamat network terdekat/terhubung
5.        Lakukan tes koneksi dengan perintah ping dari :

      • PC 1 ke R1
      • PC 1 ke R2
      • PC 1 ke R3
      • PC 1 ke R4
      • PC 1 ke R5
      • PC 1 ke PC 2
6.      Check tabel routing pada setiap router dengan menggunakan perintah dibawah dan amati hasilnya Amati dan catat hasilnya

Router# show ip route ospf (perintah tabel ospf routing) 



Gambar 8








PENUTUP



          Demikian tutorial ini dibuat dengan harapan akan sangat membantu dalam belajar routing dinamis dengan menggunakan Packet Tracert.  Jika ditemukan kesalahan atau ketidak-jelasan silahkan hubungi instruktur anda.

Terimakasih. 



Pustaka



Konsep dan Implementasi Routing dengan Router Mikrotik, Jasakom, Rendra Towidjojo, 2012 http://en.wikipedia.org/wiki
http://ghozali.blogsome.com/2007/06/12/penjelasan-singkat-tentang-ospf/ http://computernetworkingnotes.com/routing-static-dynamics-rip-ospf-igrp-eigrp/riprouting.html
Previous
Next Post »